Rabu, 09 Juli 2014

Untuk Ikhwanal Muslimin di Palestina

Apakah ini benar nikmat, jika sampai sekarang kami masih hidup aman, tentram, tanpa beban
Entah apakah memang ini yg berhak kami terima, kenyamanan, suka-cita, tanpa derita
Tapi mengapa bukan itu pula yang kalian rasakan?

Disini, kami masih bisa solat dengan khusyuk tanpa diganggu rasa takut karena suara ledakan, seenak kami pula seberapa lama kami bersimpuh pada-Nya tanpa harus bergegas menyelamatkan apa-apa yang sedang terancam, karena memang tak ada yang sedang terancam

Kami masih bisa tidur nyenyak tanpa khawatir akan terbangun karena rudal menghantam wilayah kami. Kami masih kuat berpuasa karena tenaga kami memang tidak terkuras untuk menghabisi musuh ataupun berlarian mencari korban dan menyelamatkannya

Anak-anak kecil disini masih terlihat ceria dengan mainan mobil-mobilan atau bonekanya. Tidak seperti disana, batu-batu dijadikan anak-anak untuk melempar para zionis di sekitar mereka, diberi ketapel pun mereka akan lebih bersemangat. Walau seringkali akhirnya mereka digertak dan diancam. Sudah biasa, ada zionis-lempar, ada lagi-lempar lagi, sampai sehabisnya batu yang ada, atau sampai zionis itu yang memilih pergi menghindar. Namun kadang ada saat yang tidak menguntungkan, zionis kesal-menembak anak yang melemparinya-si anak tak berdosa terkapar bersimpuh darah

Sabtu, 28 Juni 2014

Marhaban ya Ramadhan

Bukan bibir bila tidak sumringah menyambutmu
Walau mulut sementara marasakan suatu pengorbanan
Kering, menahan dahaga dengan rasa bahagia

Bukan hati jika tidak acuh saat semerbak aromamu menyebar di awal kedatanganmu
Walau di samping hati ada perut
Yang siap jarang terisi makanan yang mengenyangkan, seperti biasa

Bukan raga, raga yang terbuat dari tanah
Ya, hanya dari tanah
Jika loyo, lunglai, dan tidak bergegas menjemputmu
Memelukmu erat, sebelum engkau pergi lagi
Hanya sebentar bukan kita bertemu?

############

Malam ramadhan pertama, gue tarawih di mushola rt rumah. Macem kereta ekspress nyampe rumah duluan disaat yang lain mungkin masih rakaat 6 :D
Gue kali ini nggak nulis banyak ya. Cuma mau share ini link http://tinyurl.com/evaluasiromadhon
Itu untuk pc yg punya perangkat lunak ms.exel
Semacem mutaba’ah buat mengukur ibadah kita sendiri di bulan ramadhan
Buat yang pake andro bisa download yang ini http://tinyurl.com/mutabaahramadhanapp

Semoga bermanfaat :)

Minggu, 04 Mei 2014

Di Mana Langit Senjaku?

Kini dahigu sudah semakin bercucuran keringat. Seharian aku dan adikku bermain tanah di kebun belakang. Tanah itu kubuat rong rong untuk kelinciku yang lincahnya bukan main. Beda dengan adikku yang berkali-kali berusaha menciduk-ciduk tanah yang kemudian diangkut ke sebuah truk mainan milikknya. Baju kami sudah tidak berbentuk lagi. Penuh dengan tanah. Tak jarang ketika itu kami mengabaikan suara ibu yang terdengar sedikit memaksa kami untuk segera masuk ke dalam rumah. “Cepat mandi, bersihkan diri kalian!”
 
Semakin sore, suasana mendadak berubah kelam. Suasana mendung berhasil menyelimuti total langit sore kali ini. Tak perlu diteriaki lagi, mood kami untuk bermain memudar seiring awan hitam semakin ramai memenuhi langit-langit senja yang seharusnya indah. Seindah perasaan kami saat bermain tadi. Aku tidak mengerti. Seharusnya langit lebih mengerti apa-apa yang sedang terjadi di muka bumi ini. Setelah merasakan terik yang tak kuhiraukan tadi, seharusnya aku melihat oren, jingga, atau apalah namanya, seperti biasa. Senja yang mampu menyejukkan hati di kala gundah. Senja yang mampu menuntun di kala terpuruk oleh rasa keragu-raguan. Senja yang selalu kunantikan.